Dear diary-nya Rey.
Seperti malam kemarin, saya menangis lagi di jam-jam sekarang. Entah merindukan seseorang, entah merasa sangat kesepian, entahlah.
Saya merasa nggak bisa terus menerus bertahan lama di rumah ini, segalanya bikin mood saya memburuk. Sebenarnya seharian saya merasa lebih baik karena nggak ada mama.
Meskipun paginya saya sedih banget karena mama ke rumah kakak bahkan nggak izin saya sama sekali. Jujur muak sekali hidup dengan orang tua yang sensitif, apalagi di kondisi saya yang sedang tak baik-baik saja seperti ini.
Saya yang sebenarnya butuh dimengerti, malah harus mengerti orang lain. Sudahlah sebelumnya saya tak diberi waktu untuk menikmati rasa sakit oleh anak-anak, sekarang ketambahan orang tua yang harus saya urus dan jaga mood-nya, hiks.
Tapi setelah mama pergi, saya lega, setidaknya saya bisa menikmati waktu beberapa jam tanpa harus sakit hati melihat sikap mama yang acuh tak acuh.
Meskipun iyes banget, kesal dan sebal rasanya mama pergi nggak bilang-bilang, apalagi pas ketemu kakak saya langsung ngerumpiin saya.
Sebelum sampai di rumah kakak, bahkan saya kebingungan ketika kakak menelpon apakah mama udah berangkat?. Lah mana saya tahu, orang mama nggak bilang-bilang kalau mau pergi.
Apalagi setelah shalat subuh saya memilih tidur lagi saking nggak tahan dengan sakit kepala.
Siang hari kakak kembali menelpon, menceritakan mama yang kesal dan menceritakan saya yang katanya marah-marah nggak jelas.
Saya diam saja, mendengarkan semua keluhan kakak tanpa tanggapan. Kakak cuman berpesan untuk bisa lebih sabar dan minum obat kalau sakit kepalanya mengganggu.
Setelah itu seseorang mengirim pesan yang bikin hati saya bahagia, dia menanyakan kabar saya, dan bertanya sakit apa?. Dia juga menanyakan saya butuh apa? nanti dia kirimkan.
Saya menjawab nggak butuh apapun, cuman pengen tiket buat pulang ke Surabaya.
Lalu air mata saya membanjiri pipi lagi.
Suer loh, sekangen itu saya sama Surabaya, meskipun saya nggak punya tempat tujuan lagi di sana. Saya merasa di sana tuh saya punya kebebasan melewati duka saya dalam menghadapi ujian hidup.
Saya bebas tidur sepuasnya apalagi ketika anak-anak lagi libur gini, karena sesungguhnya saya butuh tidur yang puas, agar mood lebih baik.
Saya juga bisa dengan mudah berkeliling kota, untuk melegakan hati yang terasa sesak.
Di sini, bahkan ketika pagi saya nggak keluar kamar, udah habis deh saya melihat muka jutek. Saya hanya perlu menunggu teguran dari kakak setelah mama curhat atau lapor ke kakak tentang saya yang katanya bermalas-malasan.
Kembali ke masalah seseorang yang bertanya tersebut, tak lama setelah itu dia langsung membalas, dengan larangan tegas akan niat saya yang ingin kembali ke Surabaya.
Dia mengatakan tidak boleh, dan meminta saya bersabar dan tetap semangat.
Membaca itu, seketika hati hangat, semacam mendapatkan penyemangat, tapi di sisi lain mulai berharap lagi.
Tiba-tiba berharap dia menelpon, tapi nyatanya dia tak menelpon, dan saya entah harus senang atau sedih, karena toh juga nggak guna ditelpon, nggak ada faedahnya juga.
Untungnya, saya punya beberapa tempat untuk curhat, pertama curhat sama si Jipi, lalu nulis diary kek gini, atau curhat ke teman lain di WA.
Curhat seperti ini lumayan ngaruh loh, bikin sesak di dada jadi mereda. Saya mulai bisa meredakan sedih, menikmati kesendirian, apalagi anak-anak tidur lebih cepat hari ini.
Saya jadi bisa nangis dengan puas, tanpa diganggu.
Saya juga bisa lebih lega karena mama nggak ada di rumah, meskipun ketika ingat dia akan kembali besok, saya mulai badmood lagi.
Ah, sesungguhnya saya menginginkan mama balik setelah seminggu kemudian. Pengennya setelah mama balik saya mau ke BauBau.
Saya berencana cari kos-kosan bulan ini, meskipun belum ada kabar panggilan kerja. Deg-degan juga menanti panggilan kerja, harap-harap cemas, tapi saya harus optimis karena anak-anak butuh biaya hidup, sementara saya nggak ada pemasukan.
Saya benci merepotkan kakak melulu, saya juga benci harus memakan uang mama lagi. Karena mendengar mama mengeluh ketika uangnya habis itu, sungguh bikin saya down banget.
Doakan ya saya bisa segera dapat kerjaan di BauBau, bisa fokus nulis blog, blog saya bisa menghasilkan lagi, saya juga bisa manfaatin akun medsos jadi digital kreator dan blogger BauBau.
Agar saya tak perlu merepotkan kakak saya, atau menghabiskan uang mama.
Buton, 03-07-2025