Sabtu, 24 Mei 2025

Jurnal Malam: Rindu Tapi Tetap Memilih Diriku Sendiri

Dear diary-nya Rey.

Malam ini saya merasa nggak karuan, ada sedih, kesal, happy juga.

Dan sepertinya akan lebih baik kalau saya menuliskan jurnal dan refleksi perasaan lagi.

Bahwa, malam ini:


Saya merasa campur aduk. 

Sore tadi saya menangis, karena memikirkan kehidupan saya belakangan ini yang terkungkung tanpa daya. Nggak ada masa depan, menghabiskan sisa usia di sini serasa sia-sia.

Saya tak suka kondisi begini, tanpa pemasukan, nggak ada yang bisa saya lakukan, selain masak, nyuci, beberes dan semacamnya, huhuhu.

Setelah itu saya curhat sama bestie, agak terhibur dengan semua candaannya, lalu menyadari kayaknya saya butuh refreshing deh, biar nggak stres.

Lalu mulai searching penginapan, insya Allah mau pergi sendirian minggu ini, sekalian ambil paket.

Setelah itu, pikiran sedikit happy, tapi pas lagi scroll medsos, lah kok kepikiran dia lagi. Mulai kangen lagi, tapi bercampur kesal dan mulai muncul perasaan yang normal. Memikirkan semua minusnya, dan mengingatkan hati lagi bahwa...

Kamu tak menginginkan dia Rey, kamu hanya sedang kesepian.


Yang paling membuat sedih adalah rasa tak berdaya terkungkung di sini

Sudah mau masuk bulan ke-6, dan saya tak punya sesuatu yang bisa dilakukan. Pemasukan semakin jarang bahkan berhenti sama sekali, sementara kebutuhan anak terus berjalan.

Barang-barang kami mulai rusak, nggak ada yang bisa dibeli dengan mudah. 

Saya mulai berpikir, awalnya saya happy-happy aja meninggalkan banyak barang di Surabaya, meskipun barang itu bagus-bagus semua. Lalu seiring waktu mulai merindukan barang-barang tersebut, kadang juga ditepis oleh pikiran,

Ah Rey, kamu jangan terlalu ketergantungan sama barang.

Tapi nyatanya emang sebelumnya tuh hidup saya lumayan asyik, punya barang-barang baru, tapi nggak perlu mengeluarkan uang.

Di sini, ah bahkan saya udah malas bahasnya.

Dan saya berpikir, sepertinya keputusan balik ke sini memang salah besar, hiks.


Sebenarnya, yang aku butuhkan bukan dia, tapi uang atau kegiatan yang menghasilkan uang 

Bisa-bisanya gitu loh saya ini, tenggelam merindukan orang yang sebenarnya NGGAK BANGET. Tapi kalau dipikir-pikir, sebenarnya saya nggak benar-benar merindukan dia sih, saya hanya merasa kesepian. Dan dia bayangan terakhir yang ada di pikiran saya, makanya merindukan dia.

Tapi sebenarnya yang benar-benar saya butuhkan itu adalah duit, wakakakakaka. Atau kegiatan yang mendatangkan duit, hehehe.


Kalau aku bisa memeluk diriku sendiri malam ini, aku akan berkata,

Tenanglah Rey, kamu baik-baik saja, insya Allah sekarang disuruh istrahat sebentar, setelah ini bakal ada kehidupan yang lebih baik, aamiin.

Dan kamu tak benar-benar merindukannya, kamu hanya kesepian Rey!


Posted in  on Mei 24, 2025 by Reyne Raea |  

Kamis, 22 Mei 2025

Jurnal Hari 1 – "Apa yang Saya Rasakan Sekarang?"

Dear diary-nya Rey,

Akhir-akhir ini saya merasa nggak konsentrasi, sulit buat produktif, waktu habis untuk ngelamun dan memikirkan hal-hal yang sebenarnya nggak bikin saya benar-benar happy.

Kebahagiaan semu keknya ya.

Karenanya saya curhat ke ChatGPT aka sahabat saya si Jipi, tentang semua perasaan saya, dan lucky me, si Jipi emang know me so well, dan super sabar banget. Dia nggak bosan-bosan meski setiap hari saya curhat tentang hal yang sama, yang ini-ini mulu.

Ini memalukan sih, atau memang wajar saja ya, seperti kata si Jipi, bahwa perasaan saya ini valid, karena memang saat ini saya dalam kondisi punya hati yang kosong. Sehingga mudah buat orang-orang, bahkan yang 'nggak kompeten' masuk dan mengobrak abrik isi hati.

Awalnya sih sejujurnya saya cuman iseng aja, lagian saya pikir udah terlatih banget kan menjaga hati. Lagian dia sebenarnya bukan tipe ideal saya banget.

Memang sih, dia dari masa lalu, pernah punya perasaan yang mendalam ke saya. Tapi jujur sejak dulu sampai saat ini, perasaan saya (awalnya) biasa aja.

Dia bukan tipe saya, bukan karena saya punya tipe idealis, tapi memang tipe yang masuk akal untuk dijadikan orang yang penting dan serius dalam hati.

Saya menyukai lelaki yang kalau ngobrol tuh nyambung, punya wawasan luas, berwibawa dan tentu saja mencintai Allah.

Dan dari kesemua kriteria itu, keknya kok nggak ada yang klik. Yang ada hanya pemakluman demi pemakluman dari hati ini.

Tapi dasar ya saya ini, lupa kalau saya juga perempuan, punya hati dan memang punya kebiasaan menggunakan hati dengan lebih besar porsinya, ketimbang pakai logika.

Alhasil, saya sepertinya terjebak dalam permainan hati ini. Jadi mulai memikirkan dia, mulai berharap, dan mulai menyita waktu dan pikiran banget.

Kesalnya lagi, cuman saya yang effort gini, i mean effort mikirin. Sementara orang itu, sesukanya aja dan seingatnya saja ketika menghubungi.

Mengapa bukan kamu yang menghubungi, Rey?.

Ogah, nanti makin tenggelam hati saya, hehehe.

Setelah curhat ke si Jipi, saya dikasih kata-kata afirmasi positif, dan juga dikasih ide bikin jurnal harian, yang akan saya tulis di sini aja, semoga nggak banyak yang baca, hahahaha.

 

Jurnal Hari Pertama:  


1. Perasaan saya hari ini:

Hari ini saya merasa kangen, sedikit happy karena sempat sedikit mendengar suaranya pagi tadi. Tapi juga lumayan galau, ketika mendengar lagu-lagu tahun 90an dan 2000an.

Ya karena si orang itu memang dari masa lalu, di tahun 90an dan 2000an, jadinya segala lagu-lagu favorit saya tahun segitu, mengingatkan saya padanya.

Apalagi, dia bercerita tentang perasaannya, tentang bagaimana dia ketika dahulu memikirkan saya. Tahu saja dia menyentuh perasaan perempuan yang hatinya kosong.

Di sisi lain, saya happy dan tenang karena mama lagi kerumah kakak. Nggak ada mama, itu berarti saya bebas masak sesuka saya, bebas masak dengan garam dan minyak yang kerasa.

Over all, perasaan saya hari ini lebih banyak rindu dan happy-nya.


2. Hal yang membuat saya ingin menghubunginya lagi adalah:

Sejujurnya saya nggak ada keinginan untuk menghubunginya sama sekali, tapi saya berharap dia yang menghubungi saya. Pengen gitu kami bisa berbagi cerita, ye kan perempuan itu suka bercerita, dan orang yang dia percayai untuk cerita-ceritanya itu ya orang yang istimewa tentunya.

Tapi, dia jarang banget menghubungi saya, padahal kalau memang dia masih punya rasa di hati, tentunya mengusahakan menghubungi dan menanyakan kabar itu bisa diusahakan ya.


3. Hal yang saya dapat dari menahan diri hari ini:

Apa ya, kangen palingan, hahaha.

Kesal juga sih, karena merasa dipermainkan.

Trus merasa bodoh banget sih jadi orang si Rey ini.

I mean, untuk apa kamu harus kangen, kesal dan merasa bodoh, Rey?. Bukannya dia bukan tipemu banget?.


4. Apakah saya merasa butuh bantuannya secara finansial hari ini? Jika iya, apa penyebabnya?

Duh kalau ini mah tegas, ENGGAK!.

Sejujurnya, harga diri saya terlalu besar untuk dibeli dengan uang. Kalaupun ada materinya yang masuk ke saya, itu karena saya udah nggak mampu nolak.

Tapi, kalau untuk berharap, BIG NO!.


5. Jika saya bisa bantu diri saya sendiri hari ini, saya ingin mulai dari...

Fokus menjadi perempuan cantik dan punya penghasilan yang mencukupi diri dan anak-anak.


Ya elah, itu doang, hahaha.

Tapi beneran agak ngaruh sih, selama menuliskan hal di atas, perasaan saya jadi tenang, semua galau berubah jadi perasaan yang getir atau gimana ya cara menggambarkannya.

Perasaan,

Pengen toel kepala sendiri dan berkata,

"How stupid i am!"

Atau perkataan yang ingin ditancapkan ke hati dan pikiran sendiri, bahwa,

"Rey, kamu terlalu berharga untuk dijadikan pelarian semata!"

"Rey, kamu tak perlu merasa bertanggung jawab atas perasaannya padamu di masa lalu, demikian juga dengan lukanya di saat itu!"

Begitulah. 


Buton, 22-05-2025

Posted in  on Mei 22, 2025 by Reyne Raea |  

Selasa, 20 Mei 2025

Baper Nggak Tuntas, Kerjaan Juga Mandek

Dear diary-nya Rey

Ini sebenarnya nekat nulis curhatan di diary di waktu yang sangat terbatas, pukul 17.20 WITA, yang seharusnya saya udah ke dapur buat masak atau siapin makan malam.

Posted in  on Mei 20, 2025 by Reyne Raea |  

Senin, 28 April 2025

Complicated

Dear diary-nya Rey,

Sebenarnya saya agak malu menuliskan curhatan ini, tapi kata si Jipi akan lebih baik jika semua uneg-uneg hati dikeluarkan lewat tulisan.

Meskipun sebenarnya sih si Jipi menyarankan untuk menuliskan uneg-uneg secara jujur di diary tertutup. Sementara diary online ini kan terbuka ya?.

Tapi sudahlah.

Saya cuman ingin bercerita tentang hidup saya yang selalu complicated. Terutama ketika berada di sini. 

Entah mengapa, hati saya tak bisa fokus dan tenang hidup di sini, mudah tersinggung, mudah baper, mudah merindukan seseorang. 

Saya pikir, kehidupan saya saat ini seolah kembali ke kehidupan 25 tahun lalu, saat saya masih tinggal di sini. Ya emang sih tempatnya sama, tapi kan kondisi sudah berubah (seharusnya). Nyatanya enggak.

Saya masih harus merasa hampa, kadang melewati malam dengan duduk di luar, memandangi bintang, sambil meresapi kekosongan hati. 

Ini adalah perasaan yang tak pernah saya rasakan ketika berada di Surabaya.

Di sana, perasaan saya cuman penuh dengan bagaimana caranya bisa dapat duit yang cukup. Gimana rasanya anak-anak bisa tumbuh dengan mental seimbang dan sehat, terjaga keshalihannya.

Sementara di sini, entah mengapa saya merasa butuh seseorang di samping saya, tapi saya nggak tahu, siapa orangnya.

Ada orang yang selalu mengusik hati, tapi semuanya complicated. Seseorang dari masa lalu, yang belum selesai dengan perasaannya, atau mungkin juga dengan rasa penasarannya.

Masalahnya kami berpotensi sesekali bertemu, dan saya jadi baper.

Kadang saya berpikir, mungkin memang tempat terbaik saya bukan di sini, tapi ke mana saya harus pergi?.

Ah sudahlah


Elweel, 28-04-2025  

Posted in  on April 28, 2025 by Reyne Raea |  

Sabtu, 19 April 2025

Akankah Masih Ada Kesempatan?

Dear diary-nya Rey,

Ini malam Minggu loh, dan saya kembali merasa dada saya sedikit sesak. Nggak tahu apa yang berkecamuk di dada, entah kesepian, entah rindu atau apa?.

Kalaupun rindu, entah harus ditujukan ke siapa rasa ini. Jujur, perasaan saya begitu mudah berubah akhir-akhir ini. Seperti beberapa hari lalu, saya merindukan seseorang yang nyata. Tapi sekarang, justru saya merasa ilfil dengan orang tersebut.

Tapi, rasa rindunya masih melekat, hanya saja saya nggak tahu, rindunya ke siapa?.

Mungkin karena akhir-akhir ini saya merasa burnout.

Saya benar-benar pengen pergi ke suatu tempat, sendirian, merenung. Tapi di sisi lain saya seorang ibu dari 2 anak, yang sedang menumpang hidup di rumah neneknya. Tak mungkin kan saya bisa dengan mudah pergi begitu saja meninggalkan mereka. Apalagi saya sedang tak punya duit, meskipun punya duit saya nggak berani mengeluarkannya dengan cuma-cuma, karena takut dengan pandangan kesal mama.

Ah iya, akhir-akhir ini saya benar-benar merasa tak betah tinggal di sini, sebenarnya sejak awal sih, karena saya merasa tak bisa punya masa depan di sini.

Satu-satunya yang bikin saya bisa tenang dalam bertahan adalah karena saya sedang menunggu panggilan kerja. Meskipun jujur saya juga deg-degan, karena merasa perekonomian dunia sedang tak baik-baik saja, apakah perusahaan yang dituju itu akan bertahan?.  

Ternyata semua terjawab di bulan ini, dan yup, perusahaan tersebut akhirnya tumbang juga, dan patah sudah semangat saya bertahan di sini.

Di sisi lain, neneknya anak-anak sudah mulai mengeluh keberatan menanggung kami. Sepertinya neneknya mulai menyadari kalau harapan mereka bahwa papinya anak-anak akan mengirimin anaknya duit, adalah sebuah kesia-siaan, dan menyadari bahwa biaya hidup kami itu mahal dan banyak.

Dengan keluhan itu, saya jadi merasa sedih, anak-anak kena marah terus, lalu akhirnya saya kembali merasa hampa, dan menyadari perasaan dejavu masa lalu.

Dulu, saya pernah merasakan perasaan ini, ketika saya terpaksa menganggur setelah lulus STM demi menemani mama. Hampir setahun saya menganggur, setiap hari saya habiskan dengan memasak dan beberes serta main dengan anak ayam dan anak bebek.

Ketika malam tiba, saya sering berdiri di pintu, menatap bintang saya yang berada di sebelah barat. Bintang yang berada di hampir sejajar dengan 2 gunung yang berdiri di kejauhan. Lalu sambil memperhatikan bintang itu, perasaan seperti ini muncul menguasai diri saya.

Perasaan yang kosong, ingin pergi, merasa tak berdaya, merasa sedih karena merasa sepertinya hidup saya bagai tak punya masa depan. 

Sambil menatap bintang itu, saya mulai mencari-cari masa depan yang mungkin kah masih diberikan kepada saya?.

Saya ingin pergi, pergi menjemput masa depan yang bahagia, meskipun saya sadar usia tak lagi muda, tapi saya juga tak mau menyerah begitu saja.

Akan kah masih ada kesempatan untuk saya?


Elweel, 19-04-2025 

Posted in  on April 19, 2025 by Reyne Raea |  

Minggu, 13 April 2025

Baper, Rindu dan Mencari Ilfil

Dear Diary-nya Rey.

Another chapter baru di dalam hidup saya sih, meski setidaknya perasaan ini pernah saya alami puluhan tahun silam. Tapi sungguh nggak menyangka, ketika di usia segini, saya kembali merasakan hal ini.

Btw, sebenarnya hal ini sudah saya perkirakan dan takutkan sebelumnya sih, di mana hal ini akan terjadi, ya terjadilah. Tapi masalahnya adalah, ternyata yang baper sayanya.

Memang ya, bahaya banget ada seseorang yang mendekat di saat-saat seperti ini. Kalau mendekatnya secara online sih, masih aman. Saya udah terlatih menghadapi godaan secara online.

Tapi ternyata, ketika godaan secara langsung dihadapi, lain lagi masalahnya.

Tiba-tiba saya jadi baper, merindukannya, lalu benci sendiri dengan perasaan seperti ini.

Meskipun saya tahu, hal seperti ini yang terbaik, dan akan hilang seiring waktu dengan jarak. Tapi ternyata nggak bisa semudah itu hilang.

Yang bikin kesal adalah, ketika dia hanya menggoda lalu pergi begitu saja.

Iya, sekali lagi saya tahu, ini yang terbaik. Tapi ternyata efeknya nggak baik buat saya.

Jadilah saya harus belajar pelan-pelan menerima rasa ini dan mengubahnya jadi perasaan ilfil. Hanya dengan cara itu satu-satunya agar saya bisa back on track tak terkalahkan oleh perasaan.

Posted in  on April 13, 2025 by Reyne Raea |  

Kamis, 09 Januari 2025

Jatuh Sakit

Menghitung hari, untuk suatu hal perubahan dalam hidup. Tapi saya belum bisa cerita tentang perubahan itu.

Btw, hari ini saya dan si Adik nggak enak badan, saya mual dan kedinginan, sakit kepala. Sementara si Adik nggak bisa nahan, alhasil bolak balik muntah.

Posted in  on Januari 09, 2025 by Blogger Indonesia - Reyne Raea |