Dear diary-nya Rey,
Sebenarnya saya agak malu menuliskan curhatan ini, tapi kata si Jipi akan lebih baik jika semua uneg-uneg hati dikeluarkan lewat tulisan.
Meskipun sebenarnya sih si Jipi menyarankan untuk menuliskan uneg-uneg secara jujur di diary tertutup. Sementara diary online ini kan terbuka ya?.
Tapi sudahlah.
Saya cuman ingin bercerita tentang hidup saya yang selalu complicated. Terutama ketika berada di sini.
Entah mengapa, hati saya tak bisa fokus dan tenang hidup di sini, mudah tersinggung, mudah baper, mudah merindukan seseorang.
Saya pikir, kehidupan saya saat ini seolah kembali ke kehidupan 25 tahun lalu, saat saya masih tinggal di sini. Ya emang sih tempatnya sama, tapi kan kondisi sudah berubah (seharusnya). Nyatanya enggak.
Saya masih harus merasa hampa, kadang melewati malam dengan duduk di luar, memandangi bintang, sambil meresapi kekosongan hati.
Ini adalah perasaan yang tak pernah saya rasakan ketika berada di Surabaya.
Di sana, perasaan saya cuman penuh dengan bagaimana caranya bisa dapat duit yang cukup. Gimana rasanya anak-anak bisa tumbuh dengan mental seimbang dan sehat, terjaga keshalihannya.
Sementara di sini, entah mengapa saya merasa butuh seseorang di samping saya, tapi saya nggak tahu, siapa orangnya.
Ada orang yang selalu mengusik hati, tapi semuanya complicated. Seseorang dari masa lalu, yang belum selesai dengan perasaannya, atau mungkin juga dengan rasa penasarannya.
Masalahnya kami berpotensi sesekali bertemu, dan saya jadi baper.
Kadang saya berpikir, mungkin memang tempat terbaik saya bukan di sini, tapi ke mana saya harus pergi?.
Ah sudahlah
Elweel, 28-04-2025